Entri Populer

Sabtu, 14 Juli 2012

Goa Kiskenda

Jika Anda penggemar berat cerita pewayangan, tidaklah lengkap bila belum berkunjung ke Goa Kiskenda. Goa Kiskenda merupakan obyek wisata alam di pegunungan menoreh Daerah Istimewa Yogyakarta.

Goa ini tepatnya terletak di Desa Jatimulyo, kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, bagian barat Daerah Istimewa Yogyakarta. Ruang bumi bentukan alam terletak pada ketinggian 1000 m diatas permukaan laut itu, berjarak sekitar 35 km dari kota Yogyakarta.

Bagi wisatawan yang ingin menuju lokasi perlu membawa kendaraan sendiri atau menyewa mobil, karena angkutan umum yang memadai belum tersedia. Salah satu rute menuju Goa Kiskenda, yakni dari perempatan tugu Yogyakarta ambil jalan kearah barat menuju Kota Godean. Sampai Kota Godean, teruskan perjalanan menuju wilayah Kenteng, dan lanjutkan ke barat hingga membelah pegunungan menoreh.

Bila anda bertolak dari keraton Yogyakarta, perjalanan bisa ditempuh melalui jalan kearah kota kecil Wates. Sampai di Sentolo ambil jalan ke arah kanan menuju Dekso/Magelang/Muntilan. Kurang lebih tujuh kilometer dari situ anda akan tiba di desa Janti. Anda tinggal ikuti rambu lalu lintas menuju ke Goa Kiskenda.

Pada rute terakhir mendekati lokasi, perjalanan tidak akan mengecewakan. Jalan aspal yang mulus plus pemandangan kiri kanan penuh perbukitan dan jurang terjal hijau memanjakan mata yang menikmati perjalanan wisata. Dalam titik-titik perjalanan kita juga dapat melihat hamparan sawah hijau dan indahnya kota Yogyakarta dari bukit menoreh, ditambah suasana hutan dengan suara khas berbagai binatang.

Meski angkutan umum menuju lokasi belum memadai, namun di lokasi goa, terdapat fasilitas yang mencukupi, yakni taman parkir yang luas, taman bermain untuk anak-anak, dan lokasi untuk berkemah.

Sebelum mencapai mulut goa, pengunjung kali ini harus menempuh anak tangga menjorok ke dalam jurang. Sampai di pelataran goa pengunjung akan disambut relief pertarungan antara Subali dan kedua raksasa penjaga goa. Tak jauh dari mulut goa terdapat pohon besar yang mungkin sudah seusia goa tersebut.

Untuk masuk kedalam goa, kembali, pengunjung harus menuruni anak tangga yang cukup terjal. Suasana di dalam goa begitu dingin, ditambah iringan tetesan air dari langit-langit dengan stalaktit ratusan tahun membuat suasana kuno dan tua semakin kuat. Sementara dari dasar bumi mencuat stalakmit yang tak kalah runcing dari stalaktit.

Di dasar goa air bersih mengalir dari sela-sela rekahan dinding, bahkan setelah masuk di kedalaman tertentu terdengar gemuruh air, menunjukkan derasnya aliran air yang menembus dari salah satu dinding goa.

Menurut legenda cerita pewayangan, alkisah di dalam goa ini akan terjadi peperangan antara Sugriwa (kera merah) dan Subali (kera putih) melawan Mahesasura (raksasa berkepala kerbau) dan Lembusura (raksasa berkepala sapi) sebagai penghuni goa.

Namun, kakak beradik Sugriwa dan Subali sepakat bahwa Subali yang akan masuk ke dalam gua melawan dua raksasa, sedangkan Sugriwa diminta menjaga pintu gua dimana terdapat air mengalir dari dalam mulut gua.

Subali berpesan kepada sang adik, jika air sungai mengalir darah merah maka Subali lah yang menang, dan jika mengalir darah putih maka sebaliknya Subali yang menuai kekalahan dan mulut gua harus segera ditutup agar para raksasa juga ikut mati di dalam gua.

Dalam cerita tersebut air yang mengalir ternyata berwarna merah dan putih. Sugriwa berkesimpulan bahwa pertempuran di dalam gua terjadi sampyuh atau mati keduanya, maka gua pun ditutup oleh Sugriwa karena dianggap tidak ada gunanya lagi.

Padahal yang terjadi di dalam gua, awal pertempuran memang berimbang dan kedua belah pihak terjadi luka sehingga mengalirkan darah merah dan putih. Namun berkat kesaktian kera putih, kedua raksasa dapat ditaklukkan. Ketika Subali akan keluar dari gua, dia panik karena pintu gua telah ditutup. Akhirnya dengan kekuatannya kera putih itu menerobos atap gua dan berhasil keluar. Sehingga di dalam gua Kiskenda, pengunjung dapat menyaksikan lubang yang menyembul ke permukaan perbukitan.

Untuk memudahkan pengunjung menikmati stalagtit dan stalakmit yang mempesona, pengelola telah memasang penerangan di dalam gua. Tata lampu membuat pencahayaan mampu membangkitkan suasana khidmat kepada pengunjung. Sementara efek pencahayaan dan atmosfer gua bagi pecinta wayang bisa jadi menyeret mereka dalam kisah pertempuran kera putih melawan Mahesasura dan Lembusura.

Sejarah Singakat
Taman wisata ini terletak 35 kilometer di sebelah Barat kota Yogyakarta, di pegunungan Menboreh. Taman Wisata ini terdiri dari Goa Kiskendo, Goa Sumitro dan Watu Blencong . Merupakan goa alam di pegunungan Menoreh yang terletak 1200 m di atas permukaan laut yang berhawa sejuk, dari bentuk serta keadaannya sangat serupa dengan apa yang yang tersirat dalam legenda dalam legenda Istana Goa Kiskendo (yang merupakan fragmen dari cerita Ramayana ), tempat tinggal Raksasa Mahesasura yang berkepala kerbau dan Lembusura yang berkepala sapi.Dalam kisah pewayangan, di tempat ini terjadi pertempuran antara Subali Sugriwa dengan Mahesasura dan patih Lembusura yang menghuni goa ini.Di samping itu keadaan-keadaan geologis dari goa-goa yang ada di daerah berbatu kapur,Di dalam goa Kiskendo ini terdapat banyak stalaktit dan stalagmit yang aneh namun indah bentuknya.Di dalam goa ini mengalir sungai di bawah tanah yang dalam cerita pewayangan, dan dalam pertempuran antara Subali; Sugriwa dan Mahesasura ; Lembusura, mengalirkan air berwarna merah dan putih.  

Sate Merupakan Makanan Khas Indonesia










Sate atau kadangkala ditulis satay atau satai adalah makanan yang terbuat dari potongan daging (ayam, kambing, domba, sapi, babi, ikan, dan lain-lain) yang dipotong kecil-kecil,dan ditusuki dengan tusukan sate yang biasanya dibuat dari bambu, kemudian dibakar menggunakan bara arang kayu. Sate kemudian disajikan dengan berbagai macam bumbu (bergantung pada variasi resep sate).



Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, tetapi sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina dan Thailand. Sate juga populer di Belanda yang dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya. Versi Jepang disebut yakitori.

Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging bisa dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya, lihat daftar sate.

Biasanya sate diberi saus. Saus ini bisa berupa sambal kecap, sambal kacang, atau yang lainnya. Untuk sate bebek Tambak menu lengkapnya adalah sate, saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera) dan irisan tomat serta mentimun. Lalu sate dimakan dengan nasi hangat atau, kalau di beberapa daerah disajikan dengan lontong. Kadang-kadang sate dimakan dengan ketupat.


JENIS SATE

Menurut Bahan Daging


Sate Ayam


Sate Ayam adalah makanan khas Indonesia. Sate Ayam dibuat dari daging Ayam. Pada umumnya sate ayam dimasak dengan cara dipanggang dengan menggunakan arang. Dan disajikan dengan pilihan bumbu kacang atau bumbu kecap.Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong atau nasi.





Sate Buntel


Sate buntel, adalah sejenis sate yang dibuat dari daging kambing cincang yang dibungkus dengan lemak kambing lalu dibakar. Bumbu sate buntel terutama adalah merica dan kecap manis.


Sate buntel merupakan makanan khas Surakarta.

 






Sate Kerang


Sate kerang adalah makanan khas Indonesia terutama dari kota Surabaya. Sate kerang dibuat dari daging kerang. Unik bagi sate ini adalah bahwa daging kerang yang digunakan tidak dibakar atau dipanggang seperti layaknya sate lainnya, melainkan direbus. Sate ini biasanya disajikan bersama dengan lontong balap, kecap dan sambal.


 




Sate Kalong (memakai daging kerbau)


Sate kalong adalah makanan khas Cirebon. Sate ini terbuat dari daging kerbau yang dihaluskan dengan cara ditumbuk. Rasanya manis, hampir seperti dendeng. Disebut Sate Kalong karena, Penjual sate ini hanya keluar pada saat sore hari (seperti kalong yang keluar pada saat matahari hampir tenggelam) dan berjualan sepanjang malam. Ke khas-an penjualnya juga, mereka mengantungkan Genta (klenengan) sapi pada pikulannya. Sehingga bila mereka berjalan akan terdengar bunyi genta sapi itu.




Sate Lalat Terbuat dari daging kambing atau ayam


Sate lalat, atau dalam bahasa Madura biasa disebut sate laler, tidak dibuat dari lalat, melainkan dari daging kambing atau ayam, yang dipotong kecil-kecil sehingga kelihatan seperti lalat. Sate dari Pamekasan, Madura ini dibakar sekadarnya saja, tidak terlalu lama. Namun bumbu kacang dan kecapnya membuat sate ini terasa nikmat.


Sate lalat biasanya dijual per ikat dan seikatnya terdiri dari 25 tusuk.






 



Sate Torpedo


Sate torpedo, adalah sejenis sate yang dibuat dari penis kambing. Sate ini dipercaya bisa meningkatkan potensi seksual pria, memang ada benarnya. Skrotum atau torpedo adalah tempatnya hormon seks jantan. Dengan mengonsumsinya, seseorang mendapat tambahan hormon seks sehingga ada kemungkinan potensi seksualnya meningkat.











Sate Siput


Sate siput adalah sejenis sate yang dibuat dari siput.



 





Menurut Daerah




Sate Madura


Sate Madura adalah sate khas Madura. Sate Madura biasanya terbuat dari ayam. Madura selain terkenal sebagai pulau garam, juga terkenal dengan satenya. Sate madura sudah terkenal di seluruh Nusantara, Sate Madura dapat ditemukan hampir di semua daerah khususnya di kota besar seperti Medan, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Konon di Madura sendiri sate susah dicari. Tetapi selain ayam sebagai bahan utama sate juga ada yang menggunakan kambing yang ditandai dengan digantungnya bagian kaki belakang si kambing di rombong sang penjual sate. Bumbunya adalah campuran kacang yang ditumbuk halus petis dan sedikit bawang merah. Memanggangnya dengan api dari batok kelapa yang dihanguskan lebih dulu yang disebut dengan arang batok kelapa. Rasanya gurih tapi dipantangkan kepada mereka yang berkolesterol tinggi dan yang pengidap asam urat akut.

 






Sate Maranggi


Sate Maranggi adalah sate khas Purwakarta, Jawa Barat biasanya terbuat dari daging kambing atau daging sapi. Namun ada juga yang berpendapat bahwa sate maranggi berasal dari Cianjur.


Penjaja sate maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut Purwakarta, sebagian menajajakan dengan cara berkeliling. Yang membedakan sate maranggi dengan sate lainnya adalah bumbunya terbuat dari kecap yang memiliki cita rasa paduan manis, asam, dan pedas yang menyentuh lidah kala menikmati sate berbumbu khas ini. Paduan rasa yang menggoda selera ini muncul karena bumbu sate maranggi terbuat dari kecap, sambal cabai hijau ditambah sedikit cuka lahang (cuka yang terbuat dari tebu). Saat disajikan, bumbu kecap itu dilengkapi dengan irisan bawang merah dan tomat segar.


Biasanya sate maranggi dihidang dengan ketan bakar atau nasi timbel.


 






Sate Padang


Sate Padang adalah sebutan untuk tiga jenis varian sate di Sumatra Barat, yaitu Sate Padang, Sate Padang Panjang dan Sate Pariaman.


Sate Padang memakai bahan daging sapi dan lidah sapi dengan bumbu kuah kacang kental (mirip bubur) ditambah cabai yang banyak sehingga rasanya pedas.


Sate Padang Panjang dibedakan dengan kuah sate nya yang berwarna kuning sedangkan sate Pariaman kuahnya berwarna merah. Rasa kedua jenis sate ini juga berbeda. Sedangkan sate Padang mempunyai bermacam rasa perpaduan kedua jenis varian sate diatas.


Sate Mak Syukur di kota Padang Panjang sangat terkenal di Minangkabau sedangkan sate Ajo Laweh merupakan sate Pariaman yang terkenal.





Sate Ponorogo


Sate Ayam Ponorogo adalah jenis sate yang berasal dari kota Ponorogo, Jawa Timur. Daging ayamnya sendiri sangat empuk dan bumbunya meresap. Sate Ponorogo berbeda daripada Sate Madura yang populer. Perbedaannya adalah pada cara memotong dagingnya. Dagingnya tidak dipotong menyerupai dadu seperti sate ayam pada umumnya, melainkan disayat tipis panjang menyerupai fillet, sehingga selain lebih empuk, gajih atau lemak pada dagingnya pun bisa disisihkan. Sate daging ayam dapat disajikan bersama dengan sate usus, kulit, dan telur ayam muda. Perbedaan berikutnya adalah sate Ponorogo melalui proses perendaman bumbu (di"bacem") agar bumbu meresam ke dalam daging. Sate daging, usus, dan kulit dibumbui dengan bumbu kecap dan minyak sayur.


Setelah bumbunya merata, sate dipanggang di atas pemanggang sate selama kurang lebih 3-5 menit. Alat pemanggang sate Ponorogo terbuat dari tungku (panggangan) yang terbuat dari tanah liat. Panggangan ini memiliki lubang di satu sisi untuk mengipas bara arang didalamnya. Setelah berwarna kecoklatan, semua sate diletakkan di atas piring untuk dibumbui lagi dengan Bumbu Spesial. Setelah matang, sate dilumuri dengan bumbu kacang yang ditumbuk halus, disertai irisan bawang merah dan cabai rawit.


Sulit menemui restoran atau penjual Sate Ayam Ponorogo di luar kota asalnya di Jawa Timur ini, selain belum tentu menemui kesamaan cita rasa aslinya. Meskipun demikian beberapa warung atau restoran yang menyajikan sate Ponorogo dapat ditemukan di Surabaya dan Jakarta.




Sate Tegal


Sate Tegal, sate dari daerah Tegal dan sekitarnya di Indonesia yang dibuat dari daging kambing atau jarang sekali domba muda, yang dipotong dadu (±1,5 - 2 cm) disusun pada tusuk sate dari bambu dikombinasikan dengan lemak (gajih) dan hati atau ginjal. Kemudian daging sate dibakar di atas bara arang kayu atau arang batok kelapa sampai matang (sebagian penggemar sangat menyukai sate yang dibakar setengah matang). Aroma yang ditimbulkan dari pembakaran sate ini berbau sangat khas. Cara membakar tidak perlu dicelup ke dalam kecap manis encer tapi apa ada saja alias polos. Kalau minta bakar polos di warung sate orang asal Yogya, cara ini sudah mendekati asli cara bakar di Tegal, daging kambing yang mungkin tidak sama seperti di Tegal. Sate Tegal biasa dihidangkan dengan bumbu sambal kecap yang terdiri dari kecap manis, cabai rawit, bawang merah dan tomat. Di Tegal sate dijual dengan satuan kodi (=20 tusuk sate).


Lebih tepat lagi dinamakan, Sate Kambing Tegal. Sesampai nama ini digunakan di Jakarta, berubah menjadi Sate Kambing Muda Tegal. Yang asli di Tegal tidak mau kalah, sekarang populer dengan nama Sate Kambing Balibul dari lereng gunung Slamet, daerah gunung Guci, sampai di kaki gunung daerah Slawi dan Adiwerna (Benjaran) serta juga di kota Tegal.[rujukan?]


Rahasia di balik predikat 'muda' dan 'balibul' tak lain tak bukan tergantung pada macam makanan si kambing dan cara penyiapan di dapur warung sate. Menurut yang tahu, makanan kambing ini diutamakan daun turi. Kadang-kadang kalau mau singgah ke bagian belakang restoran, bisa dijumpai daun pepaya digunakan sebagai alas meja untuk memotong-motong daging. Sari daun pepaya yang dinamakan papain ini mempunyai keunggulan mengempukkan daging. Juga penting untuk tidak menyentuh air setelah dipotong serta digantung diangin-angin sebelum dijadikan tusukan sate.


Sate Tegal kandungan kolesterolnya lumayan tinggi sehingga sebagian orang tidak dapat menikmatinya dengan leluasa. Sate Tegal biasa disantap dengan nasi putih yang pulen atau lontong dengan gulai kambing yang nikmat. Jika makan sate Tegal akan lebih enak jika memesan Teh Poci dengan gula batu khas Tegal pula.


Yang membedakan sate Tegal dengan sate daerah lainnya yaitu potongan daging yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sate dari daerah lain. Dagingnya dipilih dari daging kambing dan domba yang masih muda, sehingga menghasilkan sate yang sangat empuk.


 







SATE LOSO asal PEMALANG


Bagi penikmat makanan sate sate kambing, sate ayam, sate bebek, sate kelinci, ataupun sate sapi, mungkin sudah hal yang biasa. Namun di pemalang, jawa tengah ada menu hidangan sate yang diberi nama sate loso. Di samping rasanya yang bermacam-macam ada manis, gurih, pedas, asam, dan daging terasa wangi, sate loso yang bahan dasarnya dari daging kerbau diyakini rendah kolesterol sehingga dampaknya aman bagi penyakit darah tinggi dan jantung. Konon disebut sate loso karena pencetusnya bernama mbah loso asal pemalang.